Search

Jumat, 08 Mei 2020

BAB II DESAIN SISTEM



2.1.   Desain Sistem Secara Umum
A.      Tujuan Deseain Sistem Secara Umum
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem merupakan persiapan dari desain terinci dan mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrograman komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasikan sistem. Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen.
Pada desain sistem informasi, semua teknik-teknik yang digunakan di tahap analisis sistem dapat juga digunakan pada tahap ini, misal flowchart dan formulir-formulir. Di samping itu terdapat beberapa teknik lain yang dapat diterapkan pada tahap desain sistem ini yiatu teknik sketsa (dilakukan dengan menggunakan lembar kosong untuk sketsa desain) dan prototyping (pembuatan asuatu model kerja dari sistem  final) secepat mungkin. Sistem prototype ini kemudian dapat diperiksa oleh user untuk menentukan apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Pendekatan prototype pada tahp desain sistem ini disebut dengan design by prototyping. Prototype di review olwh user, perubahan-perubahan baru kemudian di kembangkan. Proses ini disebut dengan prototype Loop.
B.      KOMPONEN DESAIN SISTEM SECARA UMUM
                                i.       Desain Model Secara Umum
Sistem analisis dapat mendesain model dari sistem informasi yang diusulkan dalam bentuk Physical System dan Logical Model. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan alat yang yang tepat digunakan untuk menggambarkan physical system. Dan Logical Model dapat digambarkan dengan Data Flow Diagram (DFD).
Ø  Physical System
System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.
Simbol dan Notasi Flowchart dipakai sebagai alat Bantu menggambarkan proses di dalam program. Dan dibagi menjadi tiga kelompok :
Flow Direction Symbols
Dipakai untuk menggabungkan antara symbol yang satu dengan symbol lainnya.

Processing symbols
Menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu prosedure.
 
Input-output symbols
Menyatakan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output.


Contoh flowchart menentukan bilangan genap dan bilangan ganjil


Ø  Logical Model
Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika.
DFD berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan kita untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana (Hartono, 1999:684).
Beberapa simbol dalam DFD antara lain:



Tingkatan – tingkatan pada DFD adalah sebagai berikut:
v  Diagram konteks : Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan system dengan lingkungannya.
v  Diagram level Zero : Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Merupakan diagram yang menggambarkan proses-proses utama system dan alur datanya.
v  Diagram level satu : Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero.
v  DFD level dua,tiga, … : Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya.
v  Entity Relationship Diagram : Model Entity Relationship adalah suatu penyajian data dengan menggunakan Entity dan Relationship
                                                                                           
Pedoman Menggambarkan Data Flow Diagram
§  Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar yang terlibat di sistem
§  Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar.
§  Gambarkan terlebih dahulu suatu disgram konteks. Dari diagram konteks ini akan digambar dengan lebih rinci lagi yang disebut dengan level 0. Tiap-tiap proses di level 0 akan digambar secara lebih rinci lagi disebut dengan level 1. Tiap- tiap proses di level 1akan digambar secara lebih rinci lagi disebut dengan level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak dapat digambar lebih terinci lagi.
§  Gambarkan bagan berjenjang untuk semua proses yang ada di sistem terlebih dahulu. Bagan berjenjang digunakan untuk mempersiapkan penggambaran DAD ke level-level lebih bawah lagi.
§  Gambarlah sketsa DAD untuk diagram level 0 berdasarkan proses di bagan berjenjang.
§  Gambarlah DAD untuk level-level berikutnya yaitu level 1 dan seterusnya untuk tiap-tiap proses yang dipecah-pecah sesuai dengan bagan berjenjangnya.
                          ii.            Desain Input Secara Umum
Langkah-langkah desain input  secara umum adalah :
1.      Menentukan kebutuhan input dari sistem informasi
2.      Menentukan parameter dari desain input tersebut.
Contoh :         
Data Mahasiswa


                        iii.            Desain Output Secara Umum
Langkah-langkah desain output secara umum adalah :
1.          Menentukan kebutuhan output dari sistem informasi
2.          Menentukan parameter dari desain output tersebut
Contoh :          



                        iv.            Desain Database Secara Umum
Database dibentuk dari kumpulan file. Sedangkan file dibentuk dari kumpulan record. Dan record dibentuk dari kumpulan field. Sedangkan field merupakan kumpulan dari item data. Item data dapat berupa huruf, angka, atau simbol-simbol khusus.
Langkah-langkah desain database secara umum :
1.          Menentukan kebutuhan file pada sistem informasi
2.          Menentukan parameter dari desain database tersebut : Type File, Media File, Organisasi File & key field dari file tersebut.
Contoh
Nama File
Tipe File
Media File
Organisasi File
Primary Key
Mahasiswa
Master
Harddisk
Direct Access File
NIM
Dosen
Master
Harddisk
Direct Access File
Kode_Dosen
Mata Kuliah
Master
Harddisk
Direct Access File
Kode_Mk
Prodi
Master
Harddisk
Direct Access File
Kode_Prodi
KRS
Transaksi
Harddisk
Direct Access File
No_KRS
Data Biaya
Master
Harddisk
Direct Access File
No_Kuitansi
Jadwal
Transaksi
Harddisk
Direct Access File
Kode_Jadwal
Nilai
Master
Harddisk
Direct Access File
Kode_Nilai

                         v.            Desain Teknologi Secara Umum
Untuk tahap desain teknologi secara umum, langkah pertama perlu dilakukan oleh analis adalah mengidentifikasi jenis dari teknologiyang dibutuhkan, baik yang berkaitan dengan penggunaan hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak) dan brainware yaitu personil yang terlibat dengan sistem informasi. Kemudian langkah kedua adalah menentukan jumlah yang dibutuhkan dalam penggunaan hardware maupun software untuk sistem informasi tersebut.

2.2.   Desain Sistem Secara Terinci
A.      Definisi
Desain sistem secara terinci merupakan komponen – komponen sistem informasi yang dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada programmer agar dapat dituangkan dalam bentuk program aplikasi. Pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan program komputernya.
B.      Komponen Desain Sistem Secara Terinci
1.      Desain Input Terinci
Masukan (input) merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan mentah dari informasi adalah data yang terjadi dari transaksi-transaksi yang dilakukan oeh organisasi . Data dari hasil transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi.
Dokumen dasar merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap (capture) data yang terjadi. Data yang sudah dicatat di dokumen dasar kemudian dimasukkan sebagai input ke sistem informasi untuk diolah.
Mengatur Tata Letak Isi Input
Tujuannya :
v  Bagi pemakai sistem digunakan untuk menilai isi dan bentuk dari input apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
v  Bagi programmer akan digunakan sebagai dasar pembuatan program untuk menghasilkan input yang diinginkan. Programmer membutuhkan desain input ini untuk menentukan posisi kolom, baris, dan informasi yang arus disajikan di suatu input.
2.      Desain Output Terinci
Pada tahap desain output secara umum, desain output ini hanya dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan output dari sistem baru. Output apa saja yang dibutuhkan untuk sistem yang baru? Desain output secara umum dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan ini. Bagaimana dan seperti apa bentuk dari output-output tersebut?
Desain output terinci dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan ini. Desain output yang akan dibahas pada bab ini adalah untuk output berbentuk laporan dimedia keras seperti kertas. Desain output di media lunak dalam bentuk dialog di layar terminal akan dibahas selanjutnya.
Bentuk Laporan
Bentuk dari laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi, yang paling banyak digunakan adalah dalam bentuk tabel dan berbentuk grafik atau bagan.
Mengatur Tata Letak Isi Output
Pengaturan isi dari output akan secara langsung menentukan kemudahan dari output untuk dipahami dan dimengerti. Pengaturan tata letak output merupakan pekerjaan desain yang penting dan sangat diperlukan baik bagi pemakai sistem maupun bagi programmer. Bagi pemakai sistem digunakan untuk menilai isi dan bentuk dari output apakah sudah sesuai yang diinginkan atau belum.
Bagi programmer akan digunakan sebagai dasar pembuatan program untuk menghasilkan output yang diinginkan. Programmer membutuhkan desain output ini untuk menentukan posisi kolom, baris dan informasi yang harus disajikan disuatu output. Pengaturan tata letak isi output yang akan dicetak diprinter dapat digunakan alat bagan tata letak printer (printer layout chart) dan kamus data output.
3.      Desain Dialog Layar Terminal
Merupakan rancang bangun dari percakapan antara pemakai sistem (user) dengan komputer. Percakapan ini dapat terdiri dari proses memasukkan data ke sistem, menampilkan output informasi kepada user atau dapat keduanya.

Terdapat beberapa strategi membuat dialog layar komputer :
v  MENU
Banyak digunakan dalam dialog karena merupakan jalur pemakai (user interface) yang mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi dengan beberapa alternatif  atau option atau pilihan yang disajikan kepada user.
v  KUMPULAN INSTRUKSI (Instruction Set)
Strategi dialog ini dilakukan dengan menuliskan suatu instruksi oleh user dan sistem akan mengaktifkan instrusi tersebut serta memberikan respon jawaban.
v  DIALOG PERTANYAAN ( Question Dialog)
Sistem akan menampilkan terlebih dahulu pertanyaan dan user akan menjawabnya
4.      Desain Database Terinci
Ditahap desain secara umum sebelumnya, desain database hanya dimaksudkan untuk mengidentifikasi kebutuhan file-file database yang diperlukan oleh sistem informasi saja. Pada tahap desain terinci ini, desain database dimaksudkan untuk mengidentifikasi isi atau struktur dari tiap-tiap file yang telah diidentifikasi didesain secara umum.
Elemen-elemen data disuatu file database harus dapat digunakan untuk pembuatan suatu output. Demikian juga dengan input yang akan direkam di database, file-file database harus mempunyai elemen-elemen untuk menampung input yang dimasukkan. Untuk dapat merancang database terinci digunakan teknik normalisasi.
5.      Desain Teknologi Terinci
Pada desain teknologi secara umum telah ditentukan jenis dan jumlah dari teknologi yang akan digunakan. Yang belum didefinisikan secara pasti pada tahap ini adalah kapasitas dari teknologi simpanan luar yang akan digunakan. Kapasitas simpanan luar yang telah didefinisikan pada tahap desain secara umum hanya ditaksir secara kira-kira terlebih dahulu berdasarkan pengalaman analis sistem.
Setelah file-file database berhasil didesain secara rinci, kebutuhan kapasitas simpanan luar sekarang dapat dihitung dengan lebih tepat. Besarnya kapasitas simpanan luar yang dibutuhkan oleh sistem informasi dapat dihitung berdasarkan besarnya file-file database yang akan menimpan data untuk satu periode tertentu.

2.3.   Desain Sistem Terstruktur
A.          Definisi
Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur.
Perancangan terstruktur merupakan aktivitas mentransformasikan hasil analisis kedalam suatu perencanaan untuk dapat diimplementasikan. Harus ada alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan di dalam suatu pengembangan sistem untuk melengkapi metode SSAD ini, agar hasil akhirnya bisa menghasilkan sistem yang strukturnya terdefinisi dengan baik dan juga jelas.
Dengan menggunakan metode ssad atau metode terstruktur, masalah yang cukup kompleks di dalam suatu organisasi bisa dipecahkan dengan mudah dan mudahnya dalam memaintenance sistem, pemakai lebih puas, adanya dokumentasi yang baik, fleksibel, sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan, produktivitas meningkat serta kualitasnya akan jauh lebih baik.
Analisis dan Desain Sistem Terstruktur adalah salah satu metodologi dalam mengembangkan sistem maupun perangkat lunak. Metodologi ini digunakan dalam menjalankan 3 fase di SDLC yaitu fase analisis, desain dan implementasi sebuah sistem dan perangkat lunak. Selain dari metodologi SSAD ini juga terdapat metodologi Object Oriented System Analisys and Design (OOSAD) yang berarti Analisis dan Desain Sistem Berorientasi Objek. Jika OOSAD beorientasi pada objek dan kelas-kelas sedangkan SSAD berorientasi data dan proses. Contoh bahasa pemrograman tertrukur adalah C dan Pascal.
B.          Karakteristik
Analisis dan desain perangkat lunak terstruktur memiliki beberapa karakteristik penting, yaitu :
1.       Berdasarkan modul
Dalam metodologi ini semua proses di bagi menjadi modul-modul yang independen atau dapat berdiri sendiri sehingga setiap modul dapat digunakan kembali di projek lain. Setiap modul mengandung proses-proses yang mengolah data lebih detail. Antara setiap proses itu memiliki keterikatan sehingga di kelompokkan kedalam modul.
2.       Pendekatan Top-Down
Pendekatan Top-Down memiliki arti bahwa dalam perancangannya sistem di definisikan lebih dahulu secara umum lalu turun ke level ke yang lebih spesifik. Pendekatan ini sering di lakukan dengan menggunakan Diagram Arus Data atau Data Flow Diagram(DFD).
3.       Iterasi
Perancangan dan implementasi sistem di lakukan secara iterasi yaitu berulang ulang kali sehingga kesalahan kesalahan dari iterasi sebelumnya dapat di perbaiki. Contoh metode iterasi adalah metode spiral.
4.       Paralel
Karena setiap modul dapat bekerja secara independen maka dalam pengembangannya dapat dilakukan secara terpisah. Pengembangan secara terpisah dapat mempercepat proses pembuatan sistem ini sehingga sumberdaya yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit.
C.     Pada Desain Sistem terstruktur dibedakan atas dua pendekatan
1.           Pendekatan berorientasi proses
Pada pendekatan proses, hal yang dilakukan adalah memeriksa input, proses dan juga output pada sistem. Seorang profesional sistem harus mengetahui lebih detail mengenai input, proses dan output pada sistem tersebut agar pendekatan berorientasi proses dapat berjalan dengan baik. Fokus dari pendekatan ini adalah penggunaan, aliran dan juga transformasi yang ada di dalam suatu sistem. Biasanya untuk menggunakan pendekatan ini juga digunakan tool seperti DFD, Flowchart, dan tool lainnya yang berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data.
2.           Pendekatan beorientasi data
Jika proses sistem seperti input, proses dan output belum ditentukan maka pendekaran berorientasi data akan digunakan. Hal yang dilakukan di dalam pendekatan berorientasi data adalah mengecek keputusan yang dibuat sistem serta mengidentifikasi data yang dibutuhkan untuk mendukung keputusan tersebut. Fokus dari pendekatan ini adalah untuk menentukan kebutuhan yang akan menunjang keputusan yang berbasis pada data.
D.     Kelebihan Pendekatan Terstruktur
1.       Mudahnya dalam manajemen proyek dikarenakan milestone yang jelas.
2.       Karena menggunakan pendekatan visual metode SSAD atau pendekatan terstruktur menjadi lebih mudah untuk dipahami oleh pengguna ataupun programmer.
3.       Metode SSAD menjadi lebih bagus untuk digunakan karena adanya penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD.
4.       Pada berbagai industri SSAD adalah metode yang telah diketahui secara umum.
5.       Karena metode ini sudah ada cukup lama, membuat metode ini semakin layak dan matang untuk digunakan.
6.       Pendekatan terstruktur memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan.
E.      Kekurangan Pendekatan Terstruktur
1.       Kebutuhan non-fungsional diabaikan karena metode ini berorientasi utama pada proses.
2.       Manajemen langsung pada SSAD yang masih sedikit.
3.       SSAD memiliki prinsip dasar non-terative (waterfall), akan tetapi kebutuhan pada setiap proses akan berubah.
4.       Interaksi antara pengguna dan analis masih kurang kompleks, ini dikarenakan sistem sudah di definisikan sejak awal, akibatnya sistem tidak adaptif terhadap berbagai perubahan.
5.       Pengguna lebih sulit untuk melakukan evaluasi karena tool yang tidak cukup untuk melakukan komunikasi dengan pengguna.
6.       SSAD atau pendekatan terstruktur tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
7.       Sulit memutuskan kapan menghentikan dekomposisi dan mulai melakukan pengerjaan sistem.
F.      Tools atau Alat dalam Pendekatan Terstruktur
1.       DFD (Data Flow Diagram )
2.       Kamus Data
3.       Entity Relationship Diagram (ERD)
4.       State Transition Diagram (STD).
Pada pendekatan terstruktur contoh bahasa pemrograman yang bisa digunakan adalah bahasa Pascal, C, C# dll.

2.4.   Desain Sistem Berorientasi Objek
A.    Object Oriented Analysis (OOA)
Object-oriented analysis (OOA) telah ada sejak 1988. orang yang telah memakai metode ini adalah Shlaer-Mellor, Jacobson, Coad-Yourdon, and Rumbaugh. Hasil sukses dalam penerapan metode ini dibuktikan di AT & T Bell Labs. AT & T Bell Labs menerapkan metode ini dalam project besar yang disebut Call Attempt Data Collection System (CADCS). Dari proyek tersebut didapat bahwa penggunaan metode ini mengurangi 8% dari total waktu untuk spesifikasi kebutuhan project dan pengurangan 30% staff effort.
Ada hubungan yang sangat erat antara Object-oriented analysis dan teknologi object oriented yang lain. Diantaranya yaitu Object-Oriented Database, Object-Oriented Design, and Object-Oriented Programming Languages. Dalam penerapannya semua metode itu digunakan secara keseluruhan dalam project disebut dengan metode object-oriented. Jika hanya melakukan analisis saja dengan metode object-oriented dan tidak diikuti dengan design dan programming dengan metode yang sama tentunya akan menambah kesulitan dalam pengambangannya. Dalam kenyataannya ketiga metode diatas tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Karena memang untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari metode object-oriented, ketiganya harus ada.
OOA mempelajari permasalahan dengan menspesifikasikannya atau mengobservasi permasalahn tersebut dengan menggunakan metode berorientasi objek. Biasanya analisa sistem dimulai dengan adanya dokumen permintaan (requirement) yang diperoleh dari semua pihak yang berkepentingan. (Mis: klien,developer, pakar, dll)
Dokumen permintaan memiliki 2 fungsi yaitu :
·            memformulasikan kebutuhan klien dan
·            membuat suatu daftar tugas
Analisis berorientasi obyek (OOA) melihat pada domain masalah, dengan tujuan untuk memproduksi sebuah model konseptual informasi yang ada di daerah yang sedang dianalisis. Model analisis tidak mempertimbangkan kendala-kendala pelaksanaan apapun yang mungkin ada, seperti konkurensi, distribusi, ketekunan, atau bagaimana sistem harus dibangun. Kendala pelaksanaan ditangani selama desain berorientasi objek (OOD). Analisis dilakukan sebelum Design Sumber-sumber untuk analisis dapat persyaratan tertulis pernyataan, dokumen visi yang formal, wawancara dengan stakeholder atau pihak yang berkepentingan lainnya. Sebuah sistem dapat dibagi menjadi beberapa domain, yang mewakili bisnis yang berbeda, teknologi, atau bidang yang diminati, masing-masing dianalisis secara terpisah.
Contoh dari OOA:
Hasil analisis berorientasi objek adalah deskripsi dari apa sistem secara fungsional diperluan untuk melakukan, dalam bentuk sebuah model konseptual. Itu biasanya akan disajikan sebagai seperangkat menggunakan kasus, satu atau lebih UML diagram kelas, dan sejumlah diagram interaksi. Tujuan dari analisis berorientasi objek adalah untuk mengembangkan model yang menggambarkan perangkat lunak komputer karena bekerja untuk memenuhi seperangkat persyaratan yang ditentukan pelanggan.
UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO (Object-Oriented). UML sendiri juga memberikan standar penulisan sebuah sistem blue print, yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasa program yang spesifik, skema database, dan komponen-komponen yang diperlukan dalam sistem software. Unified Model Language (UML) adalah bahasa universal untuk :
·         memvisualisasikan grafis model yang tepat
·         menetapkan model yang tepat, lengkap , dan tidak ambigu untuk mengampil semua keputusan penting dalam analisis, desain dan implementasi
·         membangun model yang dapat dihubungkan langsung dengan bahasa pemrograman
·         mendokumentasikan semua informasi yang dikumpulkan oleh tim sehinngga memungkinkan untuk berbagi informasi
Object-Oriented Analysis
·         Object-oriented analysis adalah suatu metoda analisis yang memeriksa syarat-syarat dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui pada ruang lingkup permasalahan.
·         Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan sistem melalui skenario atau penggunaan kasus-kasus.
·         Kemudian, membuat suatu model obyek dengan kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan.
·         Output: Model kebutuhan-kebutuhan, biasanya menggunakan CRC Cards.
·         Memberikan gambaran rinci dari suatu sistem.
·         Mengidentifikasi “WHAT” kebutuhan fungsional (Use Cases)
·         Identifikasi: objects, classes, operations
·         Identifikasi: object relationships, object interations
·         Bangun model-model di dunia nyata menggunakan tampilan OO
·         Tujuan dari OOA adalah untuk memahami domain masalah dan meningkatkan ketelitian,konsistensi, kelengkapan
B.      Object Oriented Design (OOD)
OOD mengubah model konseptual yang dihasilkan dalam analisis berorientasi objek memperhitungkan kendala yang dipaksakan oleh arsitektur yang dipilih dan setiap non-fungsional – teknologi atau lingkungan – kendala.
OOD seperti:
Transaksi throughput, response time, run – waktu platform, lingkungan pengembangan, atau bahasa pemrograman.
Object-Oriented Design
·         Object-oriented design adalah metoda untuk meng-arahkan arsitektur perangkat lunak yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau subsistem.
·         Model kebutuhan-kebutuhan yang dibuat pada fase analisis diperkaya dalan fase perancangan.
·         Kadang-kadang ditambahkan lebih banyak lagi atribut dan pelayanan.
·         Ditambahkan antarmuka obyek-obyek.
·         Memberikan blueprint untuk implementasi
·         Menspesifikasi “HOW”
·         Menspesifikasi: class definitions, class categories
·         Menspesifikasi: subsystems, system architectures
·         OOA + Rincian Implementasi
·         Tujuan dari OO Design adalah mengoptimalkan maintainability, reusability, enhancebility dan Reliability.
                                              
C.     Object Modeling Technique (OMT)
            Object Modeling Technique (OMT) adalah bahasa pemodelan obyek untuk pemodelan dan desain perangkat lunak. Dikembangkan oleh Rumbaugh, Blaha, Premerlani, Eddy dan Lorensen sebagai metode untuk pengembangan sistem berorientasi obyek dan mendukung pemrograman berorientasi obyek.
            Object-Oriented Software Engineering (OOSE) teknik desain perangkat lunak yang digunakan dalam pemrograman berorientasi obyek. OOSE dikembangkan oleh Ivar Jacobson tahun 1992. OOSE adalah metodologi desain berorientasi obyek yang menggunakan use case dalam desain perangkat lunak. Termasuk di dalam OOSE model persyaratan (requirement), analisis, desain, implementasi dan testing.
Tujuan pemodelan menuru Raumbaugh (1991) Melakukan testing fisik dari entiti sebelum membangunnya (simulasi), Komunikasi dengan konsumen, Visualisasi (alternatif dari presentasi informasi). Mengurangi kompleksitas.
Terdapat 3 jenis model utama
1.      Model Obyek : konsep utama adalah class dan asosiasi dengan atribut dan operasi. Relasi antar class berupa agregasi dan generalisasi
2.      Model Dinamis : merepresentasikan state/transisi model. Konsep utama adalah state, transisi antar state dan event yang menyebabkan transisi. Aksi dimodelkan sebagai kejadian dalam state
3.      Model Fungsional : menangani proses dari model, hubungan ke diagram alir data. Konsep utama adalah proses, data store, data flow dan aktor.
SIKLUS OOSE
Ø  Requirements Engineering (Rekayasa Persyaratan) :
·         Memperoleh persyaratan (requirement)
·         Analisa berorientasi obyek
·         spesifikasi
Ø  Desain OO:
·         Desain arsitektur
·         Desain detail
·         Keduanya membutuhkan transformasi dari persyaratan fungsional menjadi elemen desain OO
Ø  Implementasi atau Coding:
·         Pemrograman menggunakan bahasa pemrograman OO dan tool.
Ø  Testing:
·         Testing unit: metode tes dalam setiap obyek
·         Testing integrasi: kolaborasi tes antar obyek
·         Testing sistem: tes keseluruhan sistem sebagai kumpulan obyek
·         Testing penerimaan (acceptance testing): tes untuk standarisasi dan kepuasan konsumen.

D.    Object Oriented Software Engineering (OOSE).
            OOSE adalah suatu rekayasa perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sebuah software dengan melalui serangkaian proses terlebih dahulu. Sedangkan object oriented software engineering merupakan salah satu model/konsep dalam perancangan suatu rekayasa piranti perangkat lunak sebelum melakukan pengkodean. konsep ini mulai  banyak digunakan tetapi konsep object oriented ini tidak dapat menjangkau formalitas yang dapat dicapai oleh bahasa spesifikasi formal. Konsep ini menggunakan metode Unified Modelling Laguange (UML) yaitu suatu metode modeling generasi ketiga dan bahasa spesifikasi yang sifatnya non-proprietary. Sebenarnya penggunaan dari UML itu sendiri tidak terbatas hanya pada dunia software modeling, tetapi bisa pula digunakan untuk modeling hardware (engineering systems) dan sering digunakan sebagai modeling untuk proses bisnis dan juga modeling untuk struktur organisasi.
Kegunaan OOSE:
·         Sebagai salah satu sumber utama Unified Modeling Language (UML), konsep dan notasi dari OOSE telah dimasukkan ke dalam UML.
·         Bagian metodologi OOSE telah berkembang menjadi Rational Unified Process (RUP).
·         Alat OOSE telah diganti dengan alat yang mendukung UML dan RUP.
·         OOSE sebagian besar telah digantikan oleh notasi UML dan oleh metodologi RUP.

E.     Tools Perancangan Berorientasi Objek
1.      Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD) dari Peter Coad dan Edward Yourdon [1990].
2.      Object Modeling Technique (OMT) dan James Rumbaugh, Michael Blaha, William Premerlan, Frederick Eddy dan William Lorensen [1991].
3.      Object Oriented Software Engineering (OOSE) dan Ivar Jacobson [1992].
4.      Booch Method dan Grady Booch [1994].
5.      Sritrop dan Steve Cook dan John Daniels [1994].
6.      UML (Unified Modeling Language) dari James Rumbaugh. Grady Booch dan Ivar Jacobson [1997].

F.      Kelebihan
·         Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem.
·         Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
·         Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
·         Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
·         Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
·         Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
·         Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
·         OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
·         Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
G.    Kekurangan
·         Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
·         Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
·         Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
·         Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
·         Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
·         OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
·         Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Animated Spinning Kunai - Naruto
Designed By