A.
Pengertian
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar,
suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa
kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian
ataupunsuatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi,
organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai
tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya.
Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu
subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai
hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan
data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah
mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung
(data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan
penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan
sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar
cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera
photo dan lainnya.
B.
Teknik Pengumpulan
Data
1.
Metode Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti
melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang
diamati disebut observer.
Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki
(Supardi, 2006 : 88). Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu
sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan
kemungkinan untuk ditafsirkan secara ilmiah.
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat
situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas
yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan
interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan
terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar
pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu,
perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran
realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu
mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Secara umum observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu :
1)
Observasi Partisipan
Observasi partisipan
adalah apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian
atau berada dalam keadaan obyek yang diobservas (Supardi, 2006). Dalam
observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru
dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
2) Observasi Non
Partisipan
Merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang
yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat (Margono,
2005 : 161-162).Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan
atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang
menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek
list, buku catatan, kamera photo, dan lain-lain. Observasi diartikan sebagai
pengamatan dengan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan.
Kelebihan Observasi partisipan:
·
Bisa terjun
langsung ke lapangan;
·
Lebih memahami
apa yg diteliti dan apa saja yang layak untuk dituangkan dalam laporan;
·
Bisa
berinteraksi langsung dengan orang - orang sekitar yg bisa menambah wawasan
anda dalam menulis laporan nantinya.
Kekurangan:
·
tidak hemat
tenaga, biaya, dan waktu;
·
wajib bisa
menjadi orang yamg mudah membaur dan berkomunikasi;
·
wajib siap untuk
menelusuri daerah - daerah manapun, sekalipun sedang terjadi konflik di daerah
tersebut.
Kelebihan Observasi non partisipan:
·
Hemat biaya,
tenaga, waktu;
·
lebih sederhana
dan mudah untuk dilakukan;
·
hanya butuh
sumber laporan dan referensi yg banyak.
Kekurangan:
·
kurang paham
dengan tempat yg ingin dilaporkan;
·
bisa jadi bahan
referensi sudah tidak akurat dengan keadaan sekarang;
·
sulit untuk
dipastikan valid dari data yg digunakan.
2.
Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner
merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak
langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan
datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai
kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden
(Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan
peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun
angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan
atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir
pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan
(popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap pertanyaan
atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban
atau respon dari responden secukupnya.
Teknik angket adalah
teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh responden.
Jenis – jenis angket
menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
·
Angket langsung :
informasi tentang dirinya sendiri.
·
Angket tidak langsung
: informasi tentang orang lain.
Perbedaan wawancara dengan percakapan
sehari – hari meliputi hal – hal berikut :
Ø
Pertanyaan tertutup :
Alternatif jawaban sudah disediakan, responden tinggal memilih.
Ø
Pertanyaan terbuka :
Alternatif jawaban tidak disediakan, responden bebas memberikan jawaban.
Langkah penyusunan angket meliputi hal – hal berikut :
1)
Menentukan variabel
yang akan dipergunakan.
2)
Menentukan variabel
yang dibutuhkan setiap variabel.
3)
Menentukan jawaban
yang dibutuhkan setiap variable.
4)
Menentukan jenis data
yang akan dikumpulkan.
Kelebihan
v Efisiensi waktu, biaya, dan tenaga;
v Hasil dapat segera diumumkan;
v Dapat menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi
yang banyak.
Kekurangan
v
Banyak unsyr
pribadi yang tidak terungkap;
v
Sulit menyusun
item yang tepat;
v
Jawaban bisa
subjektif.
3. Metode
Wawancara
Metode wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan
(Supardi, 2006 : 99). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah
percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu wawancara yang akan
mengajukan pertanyaan dan orang yang akan diwawancarai yang akan memberikan
jawaban atas pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2005 : 186).
Wawancara yang juga dikenal dengan interview adalah
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara
kepada responden dan jawaban responden dicatat atau direkam. Selain itu
wawancara juga dapat dilakukan melalui telepon. Teknik wawancara dapat
digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca atau
menulis, termasuk anak-anak.
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan
tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta bahasa yang
digunakan harus jelas dan teratur. Dilihat dari prosedur wawancara, metode
wawancara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a.
Wawancara bebas
Wawancara bebas adalah proses wawancara dimana interviewer tidak secara
sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus
penelitian dan interviewer orang yang diwawancari (Supardi, 2006 : 100).
b.
Wawancara terpimpin
Wawancara ini juga disebut dengan interview guide. Ciri pokok wawancara
terpimpin adalah bahwa pewawancara terikat oleh suatu fungsi, bukan saja
sebagai pengumpul data tetapi relevan dengan maksud penelitian yang telah
dipersiapkan, serta data pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab (Supardi,
2006 : 100).
c.
Wawancara bebas
terpimpin
Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi antara wawancara bebas dengan
terpimpin (Supardi, 2006 :100). Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok
masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung
mengikuti situasi pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai
apabila ternyata ia menyimpang.
Pada penelitian ini akan digunakan teknik wawancara yang menggunakan
petunjuk umum wawancara, dimana sebelum bertemu dengan informan, peneliti akan
mempersiapkan berbagai hal yang akan ditanyakan sehingga berbagai hal yang
ingin diketahui dapat lebih terfokus.
Jenis- jenis wawancara, yaitu :
1.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
· Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
· Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan
baru
· Bisa membaca isyarat non verbal
· Bisa memperoleh data yang banyak
Kekurangannya adalah :
· Membutuhkan waktu yang lama.
· Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah
terpisah.
· Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan.
· Pewawancara perlu dilatih
· Bisa menimbulkan bias pewawancara
· Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
2.
Wawancara via phone
Kelebihan :
· Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
· Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
· Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka).
Kelemahan :
· Isyarat non verbal tidak bisa dibaca.
· Wawancara harus diusahakan singkat.
· Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak
terdaftar pun dihilangkan dari sampel.
Adapun data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan wawancara tersebut di
atas adalah seperti : pelaksanaan proses belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan nilai UAN.